Keep Hamasah ^____^
Bismillahirrahmanirrahim..
Semoga kita semua sentiasa di bawah lembayung rahmat Allah SWT..
Untuk kesekian kalinya, Allah memberikan kesempatan untuk saya menulis diari blogger ini. Dan tiada apalah yang saya harapkan melainkan hanya berupa lembaran perkongsian serta untuk tatapan saya peribadi terutamanya, supaya setiap kali saya membacanya, semangat itu akan terus meningkat. Semoga Allah meredhai coretan kali ini.
Bagian Radiologi adalah bagian pertama saya dalam menempuh alam co-Ass. Kalau nak dihitung mengenai hikmah yang saya dapat, mungkin tak terhitung agaknya. Macam-macam perkara berlaku. Bermula dari dalam (rohani) hinggalah luar (fisik). Tapi cukuplah sekadar saya harus mengambil positif pada setiap apa yang berlaku. Hingga sampai suatu detik itu, saya pernah terfikir kenapa saya mengambil bidang ini. Alhamdulillah, Allah begitu menyayangi saya. DIA menegur saya dengan nasehat dari teman saya. Menjadi dokter bukan sekadar menulis diagnosis pada selembar kertas, kemudian diparaf. Tapi ia melibatkan soal kehidupan. Bukan semua orang mampu pasrah dan menerima apa yang tertulis dengan selembar kertas itu. Bukan semua orang setabah yang diucap mereka supaya sabar. Bahkan saya sendiri tidak kuat walau sabar yang sering saya ucapkan pada orang. Ampuni khilaf hamba-Mu ini Ya Allah. Semoga saya sentiasa muhasabah diri.
Dari bagian Radiologi, saya belajar untuk apa saya harus lakukan diagnosis yang benar dari seorang dokter. Bagaimana untuk diagnostik yang benar kalau baca foto juga salah. Beliau mengajar saya kalau seorang dokter itu harus betul-betul pasti kalau dia itu seorang dokter, lakukan diagnosis yang betul. Pokoknya, setiap hari harus belajar. Kata-kata seorang dokter, setiap foto (radiology imaging) itu berbeza dengan foto yang lain walaupun diagnosis dia sama. Pasti ada yang beza. Rata-rata dokter radiologi mempunyai beribu foto kasus, kerana setiapnya berbeza antara yang lain. Kenapa saya memilih bagian Radiologi adalah kerana banyak term-term medik saya belajar dari bagian ini. Sering ia menjadi penunjang dalam menentukan diagnosa. Sekurang-kurangnya ketika mendengar term-term medik bila saya di Interna atau Anak kelak, saya sudah ada gambarannya pada pasien sekian-sekian.Kemudian di bagian Radioterapi, pasien-pasien tidak pernah ada tunjukkan sifat putus asa walaupun sudah tahu bahwa sakitnya adalah kanker. Tetap melakukan terapi radiasi. Bahkan seorang anak kecil sekitar usia 3-5 tahun ini, raut wajahnya tergambar ketabahan biar dirinya mengalami Lymphoma Malignant sehingga ditangannya masih terpasang jarum infus, benjolan besar di muka bagian bawahnya, tapi anak kecil ini tidak menangis mahupun merengek pada ibu dan ayahnya sewaktu di ruangan dokter. Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui, Engkau Maha Besar. Hati kecil itu....
Sewaktu di Radiologi juga, boleh kata DOWN sangat sebab banyak perkara berlaku. Atau mungkin saya belum mampu adaptasi dengan dunia co-Ass ini. Ini baru sedikit Allah uji saya, apalah sangat kalau nak dibandingkan dengan ujian Allah beri dekat kawan-kawan saya, dekat orang-orang Palestin, orang-orang Syria dan macam-macam lagi. Teringat sewaktu senior saya bercerita tentang kisah buku 'From Beirut to Jerussalem'. Seorang dokter mahu melakukan pembedahan pada bagian kaki orang Palestin itu, tiada anestesi yang digunakan. Maka ditanya dokter itu padanya. Lalu apa dijawab orang Palestin itu? "Dokter lupa ke kalau saya ini adalah orang Palestin, jadi lakukan saja pembedahan tanpa anestesi sekalipun" (Based on true story). Jadi apalah ujian saya ini kalau nak dibandingkan dengan mereka. Ketika ini lah, saya mula menyelak lembar ke lembar yang lain pada buku 'Perempuan Pencari Tuhan'. Sangat terkesan dengannya. Setiap bait kata betul-betul kena dengan situasi dan kondisi saya ketika itu. Lucunya, saya sudah lama membelinya, sebelum ke KKN lagi, tapi belum pernah dibaca. Senior saya pernah berkata, "Tak apa kalau beli banyak buku biarpun belum terbaca semua. Pasti awak akan membacanya suatu saat nanti, paling tidak pun pasti awak akan menyelatinya."
Hari tu, setelah saya selesai di bagian Radiologi, saya keluar bersama teman-teman. Sayang sangat sebab tak sempat pergi GRAMEDIA Book Fair 2012. Tapi tak apa lah, singgah juga di GRAMEDIA Mall Ratu Indah. Saya lihat buku 'Perempuan Pencari Tuhan' itu bukan lagi di section Islam, tapi sekarang di ruangan Best Seller. Untuk orang macam saya, ia kena dengan jiwa saya. Sempat pula saya menambah koleksi buku-buku saya, tapi belum tentu saya baca dalam waktu terdekat ini. Antaranya, 'La Tahzan' dan 'Malaikat Pun Jatuh Cinta.' Sebenarnya, masih banyak buku yang menarik ingin saya beli, tapi cukuplah dulu buat masa ini. InsyaAllah...
InsyaAllah, dari masa ke masa, saya cuba perbaiki diri dan harus pandai mengurus waktu. Benarlah kata-kata, kalau waktu itu adalah kesempatan. Ia tidak perlu dicari atau diciptakan. Semoga saya tidak terus larut atau lena dalam kesibukan.
Hingga detik ini, cukuplah coretan saya kali ini.
Barakallahu feeq :)
1 Zulhijjah 1433 H / 17 October 2012
00.30 a.m., depan laptop, Bagian Kulit dan Kelamin.
Semoga kita semua sentiasa di bawah lembayung rahmat Allah SWT..
Untuk kesekian kalinya, Allah memberikan kesempatan untuk saya menulis diari blogger ini. Dan tiada apalah yang saya harapkan melainkan hanya berupa lembaran perkongsian serta untuk tatapan saya peribadi terutamanya, supaya setiap kali saya membacanya, semangat itu akan terus meningkat. Semoga Allah meredhai coretan kali ini.
Berusaha memandang positif dari segala kelemahan. Kelemahan adalah kekuatan, kekuatan untuk memperbaiki diri. |
Dari bagian Radiologi, saya belajar untuk apa saya harus lakukan diagnosis yang benar dari seorang dokter. Bagaimana untuk diagnostik yang benar kalau baca foto juga salah. Beliau mengajar saya kalau seorang dokter itu harus betul-betul pasti kalau dia itu seorang dokter, lakukan diagnosis yang betul. Pokoknya, setiap hari harus belajar. Kata-kata seorang dokter, setiap foto (radiology imaging) itu berbeza dengan foto yang lain walaupun diagnosis dia sama. Pasti ada yang beza. Rata-rata dokter radiologi mempunyai beribu foto kasus, kerana setiapnya berbeza antara yang lain. Kenapa saya memilih bagian Radiologi adalah kerana banyak term-term medik saya belajar dari bagian ini. Sering ia menjadi penunjang dalam menentukan diagnosa. Sekurang-kurangnya ketika mendengar term-term medik bila saya di Interna atau Anak kelak, saya sudah ada gambarannya pada pasien sekian-sekian.Kemudian di bagian Radioterapi, pasien-pasien tidak pernah ada tunjukkan sifat putus asa walaupun sudah tahu bahwa sakitnya adalah kanker. Tetap melakukan terapi radiasi. Bahkan seorang anak kecil sekitar usia 3-5 tahun ini, raut wajahnya tergambar ketabahan biar dirinya mengalami Lymphoma Malignant sehingga ditangannya masih terpasang jarum infus, benjolan besar di muka bagian bawahnya, tapi anak kecil ini tidak menangis mahupun merengek pada ibu dan ayahnya sewaktu di ruangan dokter. Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui, Engkau Maha Besar. Hati kecil itu....
Sewaktu di Radiologi juga, boleh kata DOWN sangat sebab banyak perkara berlaku. Atau mungkin saya belum mampu adaptasi dengan dunia co-Ass ini. Ini baru sedikit Allah uji saya, apalah sangat kalau nak dibandingkan dengan ujian Allah beri dekat kawan-kawan saya, dekat orang-orang Palestin, orang-orang Syria dan macam-macam lagi. Teringat sewaktu senior saya bercerita tentang kisah buku 'From Beirut to Jerussalem'. Seorang dokter mahu melakukan pembedahan pada bagian kaki orang Palestin itu, tiada anestesi yang digunakan. Maka ditanya dokter itu padanya. Lalu apa dijawab orang Palestin itu? "Dokter lupa ke kalau saya ini adalah orang Palestin, jadi lakukan saja pembedahan tanpa anestesi sekalipun" (Based on true story). Jadi apalah ujian saya ini kalau nak dibandingkan dengan mereka. Ketika ini lah, saya mula menyelak lembar ke lembar yang lain pada buku 'Perempuan Pencari Tuhan'. Sangat terkesan dengannya. Setiap bait kata betul-betul kena dengan situasi dan kondisi saya ketika itu. Lucunya, saya sudah lama membelinya, sebelum ke KKN lagi, tapi belum pernah dibaca. Senior saya pernah berkata, "Tak apa kalau beli banyak buku biarpun belum terbaca semua. Pasti awak akan membacanya suatu saat nanti, paling tidak pun pasti awak akan menyelatinya."
Hari tu, setelah saya selesai di bagian Radiologi, saya keluar bersama teman-teman. Sayang sangat sebab tak sempat pergi GRAMEDIA Book Fair 2012. Tapi tak apa lah, singgah juga di GRAMEDIA Mall Ratu Indah. Saya lihat buku 'Perempuan Pencari Tuhan' itu bukan lagi di section Islam, tapi sekarang di ruangan Best Seller. Untuk orang macam saya, ia kena dengan jiwa saya. Sempat pula saya menambah koleksi buku-buku saya, tapi belum tentu saya baca dalam waktu terdekat ini. Antaranya, 'La Tahzan' dan 'Malaikat Pun Jatuh Cinta.' Sebenarnya, masih banyak buku yang menarik ingin saya beli, tapi cukuplah dulu buat masa ini. InsyaAllah...
InsyaAllah, dari masa ke masa, saya cuba perbaiki diri dan harus pandai mengurus waktu. Benarlah kata-kata, kalau waktu itu adalah kesempatan. Ia tidak perlu dicari atau diciptakan. Semoga saya tidak terus larut atau lena dalam kesibukan.
Hingga detik ini, cukuplah coretan saya kali ini.
Barakallahu feeq :)
1 Zulhijjah 1433 H / 17 October 2012
00.30 a.m., depan laptop, Bagian Kulit dan Kelamin.
Comments
Post a Comment